*MENGENANG KISAH PENERJUNAN GRUP 1 KOPASSANDHA DLM OPS NANGGALA V KE TIMOR PORTUGIS PADA TAHUN 1975*
*BAGIAN KE IV*
*HARI “H” JAM “J*
HARI MINGGU TANGGAL 7 DESEMBER 1975
JAM 05.45 WITA
Pada hari sabtu malam jam 23.00 W1B, 8 Pesawat Hercules take of
dan lapangan terbang Iswahyudi Madiun menuju sasaran yaitu Kota
Dili di Timor Portugis
4 Pesawat yang ditumpangi Anggota Kopassandha terbang lebih dulu,
jadi paling depan dan diikuti oleh 4 Pesawat yang ditumpangi Batalyon-501 Kostrad.
Jumlah Pasukan Kopassandha Grup-1 sebanyak 265 orang
sedangkan dari Batalyon-501 Kostrad 285 orang.
Route Pesawat dari lapangan terbang Madiun ke arah selatan Kota
Pacitan, pada saat itu ketinggian pesawat dinaikkan menjadi 22.000
kaki. Pesawat mengarah ke Selat Sumba terus ke Flores, Pulau Alor
dan ketinggian pesawat di turunkan menjadi 5.000 kaki. Selanjutnya
pesawat diarahkan ke Pulau Atauro (Pulau Kambing).
Bentuk formasi pesawat berbanjar masing-masing 4 unit pesawat.
Pulau Attauro sudah masuk wilayah Portugis dan berada di utara Kota
Dili, dari situ pesawat diarahkan ke tenggara menuju Kota Hera
sebelah timur Kota Dili. Ketinggian pesawat diturunkan menjadi 900
kaki dan lurus ke barat ke arah Kota Dili.
Pukul 05.45 WITA pintu pesawat dibuka, dengan teriakan “Go” semua
penerjun loncat menuju sasaran masing-masing.
Sasaran pokok Kopassandha:
Tim A pimpinan Mayor Atang Sutresna merebut dan menduduki pusat Pemerintahan dan Kantor Gubernur.
Tim B pimpinan Kapten Atang Senjaya merebut Pelabuhan Laut Dili.
Tim C pimpinan Lettu Luhut Binsar Panjaitan merebut Pelabuhan Udara Dili.
Sasaran pokok Batalyon-501 Linud/ Kostrad:
Menutup Route pengunduran Fretilin/ TROPAZ ke arah Kota Airleu Selatan Kota Dili.
Menutup Route pengunduran mush ke arah timur yaitu Kota Manatuto.
Susana terjadi pada saat penerjunan yaitu :
Pesawat Hercules T1312 yang ditumpangi personil Kopassandha pada saat pintu pesawat dibuka Load Master bernama Pelda Pujio dari Kopasgat yang bertugas buka pintu tertembak 2 peluru musuh dan bersarang di badannya, yang bersangkutan langsung gugur di atas pesawat. Sedangkan penerjun tetap dilaksanakan sampai semua penerjun loncat
Pesawat T1308 yang ditumpangi Letkol Inf. Soegito, Komandan Nanggala-V tertembak kena bagian Kokpit, Pilot dan Kru pesawat selamat, pasukan tetap terjun semuanya.
Lima pesawat lainnya yang tertembak adalah T1302, T1305, T1309, T1310, T1311.
Satu pesawat Hercules yang membawa pasukan Kopassandha sebanyak 72 orang tidak jadi diterjunkan dan pintu pesawat langsung ditutup kembali. Pesawat langsung diarahkan ke laut dan dinaikkan ketinggiannya menuju arah ke Kupang Indonesia. Sampai di Kupang pesawat di periksa, ternyata bawahnya banyak ditembus peluru musuh.
Pasukan penerjun yang berhasil diterjunkan tidak luput dari sasaran tembak musuh sehingga ada beberapa pasukan kita dari Grup-1 Kopassandha maupun Batalyon-501 Lind/ Kostrad yang luka tembak atau gugur sebelum mendarat.
Pasukan kita yang gugur pada hari “H”.
1. Dari Satan Grup-1 Kopassandha yang gugur berjumlah 18 orang
(1 Pamen, 6 Bintara, 11 Tantama)
Mayor Inf. Atang Sutresna NPR. 20341 DanDenPur-1
Pelda Malik NRP. 334716 BaSandi Ma Grup-1
Serma Soekarno NRP. 368164 BaTon-1 Ki B
Serda R. Y. Sutejo NRP. 368105 DanRu-2/2/B
Serda Abidin Oman NRP. 385138 DanRu-3/3/A
Serda I Wayan Rija NBI. 624634403 DanRu 2/3/B
Serda Omo Atmari NBI. 6546120227 DanRu 3/3/B
Koptu F. Rabuman NRP. 363483 WadanRu 1/2/B
Koptu Kidam NRP. 368195 WadanRu 2/3/B
Koptu Saman NRP. 368362 JurLis Si-4/Log Ma Grup
Koptu Karsum NRP. 384457 Bak RL Ru 2/3/A
Koptu Kamin. S NRP. 384837 Taruh Den Pur-1
Koptu A. Dahlan NRP. 384931 Ru 1/2/B
Koptu Oman Rahman NRP. 384936 Ru 3/3/A
Koptu Romdoni NRP. 384981 Ru 3/3/A
Koptu Mahpud NRP. 386023 Ru 1/3/B
Koptu Ismail M. NRP. 654685026 Ru 3/3/A
Koptu Surat BI. 664811554 Ru 3/3/A
Dan yang luka tembak 13 orang (Pamen 1 Orang, Pama 1 Orang,
Bintara 4 Orang, Tantama 7 Orang). Untuk Pamen Mayor Inf. Muji
Raharjo NRP. 20414 Kasi-1 Grup-1. Pama Kapten Inf. Atang
Sanjaya NRP. 359125 Danki-B DenPur-1 Grup-1.
Kerugian materil
Senjata RL: 1 pucuk hilang
Senjata AK-47 : 9 puck hilang
Teropong : 4 buah hilang
Kompas : 4 buah hilang
2. Dari Satan Batalyon-501 Linud Kostrad yang gugur 35 orang dan
puluhan lainnya mengalami luka tembak dan akibat medan. Dari
35 orang yang gugur, 2 diantaranya adalah Perwira Pertama :
Kapten H. Simanjuntak
Kapten Inf. Ajat Sudrajat
Kerugian dari pihak musuh.
Setelah Kota Dili dikuasai oleh Pasukan TI dan dilaksanakan Patroli
bersama pada sore harinya berhasil dan merampas materil musuh.
1. Personil Musuh
Tewas : 122 orang
Luka tembak : 22 orang
Ditangkap : 14 orang
Menyerah : 186 orang
2. Materil Musuh
SMR : 3 Pucuk
G3 (Getmi) : 54 Pucuk
Mouser : 42 Pucuk
Pistol Mitraliur (Sten) : 13 Pucuk
Pistol : 1 Pucuk
Magazen : 150 Buah
Masih pada tanggal 7 Desember 1975 pukul 08.00 WITA, Batalyon.
502 Linud/ Kostrad diterjunkan di Pinggiran Kota Dill guna menambah
kekuatan pasukan yang sudah lebih dahulu mendarat di Kota Dili.
Sehingga pada pukul 09.00 WITA Kota Dili telah di duduki oleh 3
Kesatuan (Grup-1 Kopassandha, Batalyon-501 Linud, Batalyon-502
Linud) dan Pantai Comoro serta lapangan terbang Comoro telah
dikuasai oleh Tim Pamungkas Kopassandha dan KKO-AL (Marinir).
*Kisah penugasan yang dialami Batalyon-501 Linud/ Kostrad
dalam rangka penerjunan di Kota Dili.*
Tugas pokok Batalyon-501 Linud/ Kostrad menutup rut pengunduran
mush ke arah Kota Aileu dan Manatuto.
Kasi-1 Yon-501 Kapten Inf. H. Simanjuntak saat mendarat
menyangkut di pohon dan ditembak musuh dengan senjata G3 dan
gugur dalam keadaan masih menyangkut di pohon. Mayor Inf. Budi Sujana, Wakil DanYon-501 menderita luka bakar serius karena terkena tembakan mortir asap yang ditembakkan oleh pihak musuh.
Mayor Inf. Ismail DanYon-501 mendarat di dalam Markas Besar
TROPAZ di Taibesi dan berusaha bersembunyi selama 1 hari 1
malam tanpa diketahui oleh pihak musuh.
Batalyon-501 Linud kesulitan untuk melakukan konsolidasi, karena
selain medan yang berbukit dan lembah yang curam juga tanpa
adanya DanYon yang masih bersembunyi di dalam markas TROPAZ
dan ditambah pula dengan tidak adanya WadanYon yang luka bakar
karena granat asap.
Kesulitan berkumpul yang dirasakan oleh Batalyon-501 disebabkan
karena tapa pucuk pimpinan, hambatan medan sehingga
menyulitkan anggotanya yang saling mencari Regunya, Peletonnya,
Kompinya dan gencarnya serangan dari pihak lawan membikin moril
goyah dan semangat tempur selanjutnya menurun.
Bila dibandingkan dengan Doktrin Kopassandha adalah pasukan
individu yang mampu bertempur tanpa pimpinan. Begitu mendarat
langsung bertempur tanpa perintah, tanpa harus mencari teman dulu
atau pimpinan dulu. Tidak ada titik konsolidasi atau titik kumpul yang
berakibat saling menunggu.
Akibat dari itu semua beberapa minggu kemudian Batalyon-501 Linud/
Kostrad ditarik pulang ke pangkalannya di Madiun.
Sampai dengan 7 jam setelah pertempuran melawan musuh, anggota
Grup-1 Kopassandha yang luka tembak tidak dapat pertolongan dari
pihak medis, sehingga yang tadinya hanya luka tembak karena lambat
penanganan pertolongan akibatnya jadi gugur. Grup-1 Kopassandha
yang gugur ada 18 orang karena ada beberapa anggota yang masih
luka lambat penanganan jadi gugur.
Tim kesehatan Grup-1 yang terjun bersama hanya mampu memberikan pertolongan tahap pertama, seharusnya ada evakuasi medik ke Rumah Sakit yang lengkap tenaga maupun fasilitasnya.
Diatas kapal perang RI Sam Ratulangi yang berada jauh di lepas
pantai tersedia Rumah Sakit dengan fasilitas ruang operasi serta
dokter lengkap, juga ada sebuah Helicopter Hughes-500 yang bisa
dipakai membawa dua pasien sekaligus.
Grup-1 Kopassandha tidak bisa menghubunginya karena pesawat
Radio RACAL yang dibawa anggota Grup-1 tidak jadi diterjunkan di
Dili akibat dari Pesawat Hercules yang membawanya ditembaki dan
putar arah kembali ke Kupang Indonesia.
*Dinamika Kehidupan*
Dari sekitar 800 lebih jumlah pasukan yang diterjunkan di Kota Dili.
Ada seorang anggota Grup-1 Kopassandha yaitu Koptu Johar Arifin
penembak Roket Loner Regu-1 Peleton-1 Kompi B yang mendarat di
atas atap bangunan Kantor Gubernuran tidak bisa turun sampe sore.
Seharian hanya menonton pertempuran kawan-kawannya melawan
musuh, senjata RL nya dia bawa tetapi pelurunya dibawa teman-
temannya, dia hanya bawa Pistol Kaliber 46 Pindad.
Dia mau menembak musuh dengan Pistol pasti tidak akan sampai,
bahkan mungkin akan diketahui kedudukannya oleh lawan. Makanan
kaleng tidak bawa karena beban yang berat sehingga dibawakan oleh
temannya, air di pelpes habis jadilah stress bahkan sempat minum air
kencingnya sendiri.
Pada saat ditemukan oleh kawannya sudah dalam keadaan stress,
sering berteriak musuh musuh sambil meludah ke kiri dan ke kanan.
Kesadarannya pulih setelah hampir 2 bulan.
Setelah 6 tahun dikemudian hari pada tahun 1981 dan pangkatnya
sudah menjadi Serda. Johar Arifin tergabung dalam Tim Khusus
dalam operasi pembebasan Pesawat Garuda WOYLA yang dibajak diBangkok berhasil sukses dan akhirnya mendapat anugerah kehormatan
BINTANG SAKTI
*LANJUT*
Negara yg besar jangan lupa dgn sejarah
Semoga pengalaman ini menjadi prajurit yg sejati
Utk menjaga NKRI.
(RED/YUDHA.A.MK.NEWS…..COM…@COPYRIGHT 2022.