RELAWAN DT PEDULI SURVEY LOKASI RENCANA PEMBUATAN JEMBATAN PEDULI NEGERI DIDESA CEPOKO,BERBEK NGANJUK.

0
264

RELAWAN DT PEDULI SURVEY LOKASI RENCANA PEMBUATAN JEMBATAN PEDULI NEGERI DI DESA CEPOKO, BERBEK, NGANJUK

MK.NEWS.COM. Malang – Belum hilang rasa lelah, belum terobati capeknya, bahkan belum sempat pulang untuk ketemu keluarga yang menunggu dirumah setelah ditinggal sekitar 1 (satu) bulan. Tim Relawan dari DT Peduli (Daarul Tauhid) langsung menuju ke lokasi yang sangat membutuhkan jembatan untuk menyeberangi Sungai Kuncir di Desa Cepoko, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Seperti berita yang sempat dimuat dibeberapa media lokal beberapa waktu yang lalu, bahwa di Desa Cepoko, Kec Berbek, Kab Nganjuk ada 2 (dua) Dukuh/Dusun yang terputus oleh sungai dan tidak ada jembatan penghubung, yaitu Dukuh Bayeman dengan Dukuh Tahunan. Masyarakat Dukuh Tahunan harus menyeberangi sungai dengan susah payah ketika harus Sholat Jum’at ke Dukuh Bayeman. Bukan hanya itu, mereka juga harus memikul keranda mayat dengan menyeberangi sungai tersebut jika akan memakamkan jenasah warga yang meninggal dunia.
Berita tentang kondisi ini sampai juga ke teman-teman relawan DT Peduli cabang Surabaya, sehingga dimasukkan menjadi rencana program Jembatan Peduli Negeri berikutnya. Ketika rencana ini sedang dalam pembahasan, ternyata bertepatan dengan kepulangan Tim Jembatan Peduli Negeri dari Samarinda, Kalimantan Selatan setelah menyelesaikan program yang sama yaitu Jembatan Peduli Negeri disana.
Tanpa menunggu lama-lama, rencana ini langsung disampaikan kepada relawan yang dalam perjalanan pulang dari Kalimantan menuju ke Jawa Barat, yang kebetulan rencananya menyeberang ke Tanjung Perak, Surabaya.
“Jangan pernah lelah untuk berbuat baik”, rupanya semangat ini masih tetap melekat dijiwa teman-teman relawan, ini dibuktikan dengan mengabulkan permintaan dari Relawan DT Peduli Surabaya untuk mampir ke Nganjuk, melakukan survey lokasi yang sangat membutuhkan jembatan penghubung antar 2 (dua) dukuh/dusun terebut.
Sabtu, 21 Agustus 2021 malam, sekitar pukul 22:00 WIB, kabar rencana survei lokasi di Nganjuk ini disampaikan juga kepada kami (penulis) yang kebetulan juga relawan kebencanaan dan sering bersinergi dengan Tim Relawan yang sedang dalam perjalan dari Kalimantan tersebut, di beberapa lokasi bencana alam di Indonesia. Tanpa pikir panjang kamipun menyanggupi untuk menemani survei besuk pagi, sekaligus ajang temu kangen diantara kami para relawan.
Minggu, 22 Agustus 2021, pukul 10:15 WIB rombongan Relawan DT Peduli yang berjumlah 10 (sepuluh) orang yang terdiri dari 5 (lima) orang yang dari Kalimantan menuju Jawa Barat, ditambah 5 (lima) orang dari Kantor Cabang Surabaya, sampai dilokasi Balai Desa Cepoko. Tidak menunggu lama-lama, kami yang sudah menunggu dilokasi dari pukul 09:30 WIB langsung menghubungi Kepala Desa Cepoko, untuk menyampikan rencana-rencana tersebut. Bapak Kholid Iskandar sebagai Kepala Desa sangat terkejut dan sekaligus senang mendengarkan rencana yang disampaikan oleh Kepala Bagian Program DT Peduli Cabang Surabaya, Bayu. “Kok tidak ada pemberitahuan sebelumnya pak…” ujar Pak Kholid. “Kami sangat senang dan sekaligus kaget…” lanjutnya. “karena sudah beberapa kali kami ajukan ke pemerintah dan sudah beberapa kali disurvei, tapi belum direalisasi” tambahnya.
Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu warga yang kami temui dipinggir sungai, “sudah sekitar 20 tahun lebih jembatan disini rusak, terakhir ada sekitar tahun 1995, itupun jembatan bambu” ujarnya, “mudah-mudahan bisa direalisasikan ya pak…” tambah warga tersebut penuh harap.
Sekitar 2 jam Tim Relawan DT Peduli ditemani Kepala Desa Cepoko dan beberapa warga melakukan pengecekan dibantaran sungai, menyeberangi sungai ke Dukuh sebelah dan juga menerbangkan Drone untuk mengecek kondisi sekaligus mengukur lebar sungai. Setelah dirasa cukup data terkumpul, tim kembali ke Balai Desa Cepoko untuk sedikit membahas hasil survei dan kemungkinan-kemungkinan realisasi jembatan bersama Kepala Desa dan beberapa perangkat desa yang sudah menunggu di Balai Desa dan sudah menyiapkan Kopi Panas. Perlu diketahui bahwa jarak Balai Desa dan Kantor Desa Cepoko dengan sungai tempat penyeberangan yang disurvei tadi hanya sekitar 500 meter.
“Mudah-mudahan bisa segera dibuatkan jembatan ya pak…” ujar salah satu perangkat desa yang tidak mau disebut namanya, sambil menyeruput kopi. “Inshaallah… mudah-mudahan pak” jawab Kang I’ip, salah satu relawan DT Peduli yang juga komandan lapangan Jembatan Peduli Negeri yang asli orang Sunda, Bandung, Jawa Barat dan punya nama lengkap Saeful tersebut. “Aamiin…” kompak semua menjawab seolah dikomando. “Tergantung menunggu keputusan Mas Bayu…” tambah Kang I’ip, sambil menengok ke Mas Bayu selaku bagian program DT Peduli Cabang Surabaya.
“Kami susun Rencana Anggaran dulu” kata Mas Bayu, “kami juga sangat berharap jembatan ini segera bisa kami kerjakan” tegasnya.
Obrolan diakhiri dengan makan siang bersama diwarung pinggir sawah yang berjarak sekitar 1 km dari Balai Desa Cepoko. “Mohon ma’af disini adanya cuman warung begini…” kata Pak Kholid, disela-sela kami menikmati Nasi Lodeh lauk Tahu dan Telur Ceplok. “Sambelnya kurang nih…” celetuk Kang I’ip yang asli Sunda dan terkenal suka sambel pedas dan lalapan.
“Hati-hati kang… salam buat temen-temen di Bandung” kata-kata penutup yang kami (penulis) teriakan ke Kang I’ip dan kawan-kawan yang memang sudah sangat akrab dengan kami. “Siap… CERIAKAN” jawaban khas Kang I’ip yang sering sekali dan selalu terlontar dari mulutnya maupun postingannya di Media Sosial.
Sambil kami melambaikan tangan dengan penuh harap Jembatan Peduli Negeri sepanjang kurang lebih 70 meter tersebut bisa terealisasi. Aamiin.

Penulis : KONTRIBUTOR BERITA MK.NEWS.COM.BRAM.
Anggota MK.NEWS.COM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here