Jakarta Timur – Disela tugas dan tanggung jawabnya sebagai Babinsa , Pelda Ketut Budiyanto anggota Babinsa Koramil 05 Kramat jati didampingi Danramil Kapten Arm Asnawi menjelaskan secara langsung Virtual Live dengan Media elektronik DAAI TV, tentang cara membuat dan kegunaan ECO Enzim Kepada pemirsa bertempat di Koramil 05/Kramatjati, Kamis (15/04/21).
Penjelasan Singkat Pelda Ketut secara Virtual Kepada media DAAI TV tentang cara pembuatan dan kegunaan ECO Enzim di masyarakat sbb :
TIP MEMBUAT ECO ENZYME
Formula baku 1:3:10
– 1 bagian gula
– 3 bagian sampah organik
– 10 bagian air
1. Wadah yang cocok buat eco enzyme wadah plastik, jangan memakai wadah toples kaca, karena dibulan pertama fermentasi akan menghasilkan gas dan bisa beresiko pecah, juga tidak dianjurkan memakai wadah bahan logam, karena hasil akhir dari fermentasi adalah asam ( PH dibawah 4 ) nanti bisa berkarat.
2. Air apa yang bagus utk buat eco enzyme
– air sumur
– air hujan
– air AC
– air PDAM ( kalau kadar kaporitnya tinggi bisa diendapkan selama 2 sampai dengan 3 hari )
3. Gula yang digunakan untuk buat fermentasi eco enzyme,dianjurkan memakai gula yang alami seperti gula merah, gula aren, gula kelapa, gula hitam, gula tebu dan tetes tebu atau molase.
4 Sampah organik yang bisa dimanfaatkan buat ecoe :
– mentah / raw / belum di olah
– tidak keras ( biji , batang pohon , kulit duren dll )
– tidak kering ( kulit salak , daun jagung , kulit bawang dll )
– tidak berlemak ( daging duren , daging alpokat , kelapa dll )
Cara pembuatan Eco Enzyme Perbandingan yang harus selalu diingat adalah :
gula 1 bagian
bahan organik 3 bagian
air 10 bagian
Langkah – langkah :
1. Siapkan wadah, ukur berapa kapasitas wadah, isi dengan 60% air, contoh kapasitas wadah 5 liter, maka isi dengan air 3 liter.
2. Timbang molase/ gula merah 3 Ons,masukkan ke dalam wadah yang sudah diisi air, aduk rata
3. Timbang kulit buah dan sayur 9 ons masukkan ke dalam larutan molase, aduk rata dan tutup rapat.
4. Apabila sampah masih mengapung diatas air, maka diminggu pertama kita bisa aduk atau tekan kebawah sampah yang mengapung sampai terendam dengan air supaya fermentasinya lebih sempurna dan apabila sampah sudah terendam rata dengan air maka tidak perlu diaduk.
5. Bagi yang membuat dengan wadah permukaan tutup yang kecil (botol kemasan aqua, dirigen, dll), disarankan untuk membuka setiap hari selama dua Minggu hingga gasnya berkurang.
biasanya tiap bahan akan menghasilkan gas yang berbeda dan gas yang paling banyak di minggu pertama dan minggu ke dua, memasuki minggu ke tiga dan ke empat sudah mulai sedikit, sehingga disarankan agar kita bisa menggunakan wadah seperti drum, ember, toples yang permukaan tutupnya cukup luas dan memudahkan pelepasan gasnya melalui pori pada tutupnya. jadi tidak perlu tutup buka untuk mengeluarkan gas nya sampai masa panen ( 3 bulan ) ucap Ketut.
Suka duka Pelda Ketut sebagai Babinsa dalam mengajak warga untuk membuat Eco enzim yang diungkapkan secara Live Virtual ke media DAAI TV dalam mengenalkan eco enzim kepada warga masyarakat yang belum tentu mau membuatnya bahkan orang yang sudah merasakan manfaat khasiatnya eco enzim juga belum mau membuatnya dengan berbagai alasan kesibukannya.
Edukasi yang dilakukan Pelda Ketut Melalui media sosial WA group Kelurahan/RT/RW, Facebook dan lewat pertemuan pertemuan terbatas dilingkungan warga binaan Koramil Kramatjati.
Penjelasan Kapten Arm Asnawi pada saat mendampingi Pelda Ketut, Harapan kepada semua anggota Babinsa Kramatjati semuanya bisa ikut membuat eco enzim dan juga mengajak warga masyarakat semua instansi, tokoh agama tokoh masyarakat untuk ikut serta dalam pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi eco enzim dan bisa bekerja sama dengan komunitas eco enzim nusantara.
Mari kita mengolah sisa sampah dapur kita jangan lahi di buang ke tong sampah Karena sampah organik salah satu penyebab pemanasan global, mari kita rawat bumi kita karena Bumi adalah rumah kita bersama, tutupnya.
- Sumber: Kodim 0506/Jakarta Timur — Pewarta DKI Jakarta/*Zona Exppose*(mediakriminalitasnews.com)
- Copyright2021.
-
(RED/MK.NEWS. HELMI)